Selasa, April 07, 2009

Rahasia kekuatan piramida belajar


Dalam proses belajarnya, manusia melalui beberapa sudut. Yakni mental, fisik, emosional dan spiritual. Setiap sudut mempunyai kunci keberhasilan. Kenapa pada sudut spiritual tidak ada lulus ? Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak pernah mengenal kata berhenti. Demikian banyak yang meyakininya. Bila perlu, nafas terakhir sekalipun tetap menjadi sebuah pembelajaran. Namun kita semua mungkin menyimpan sebuah pertanyaan menggelitik tentang belajar, yakni bagaimana kita bisa membuat pembelajaran kita menjadi lebih efektif sehingga bisa segera memetik buah dari apa yang kita pelajari.Untuk menemukan jawaban atas misteri tersebut, saya ingin mengajak para pembaca menguak rahasia kekuatan piramida belajar. Dalam bukunya, Rich Dad's The Business School for people who like Helping People, pebisnis dan penulis ternama Robert T Kiyosaki menawarkan suatu model yang sangat menarik yang disebutnya piramida belajar. Model ini, sesuai namanya, berbentuk sebuah piramida yang memiliki empat sudut. Masing-masing sudut diberi nama sudut mental, sudut fisik, sudut emosional dan sudut spiritual. Untuk lebih jelasnya, marilah kita menyimak gambar-1 berikut ini.
Aku akan sedikit memodifikasi dan memberikan penekanan pada piramida belajar ini. Harapanku tentu saya agar lebih mudah menghayati piramida belajar dan pada gilirannya bisa memanfaatkannya secara optimal dalam kehidupan nyata.
Pertama, kita mulai dari sudut mental.
Sudut ini merupakan sudut dimana kita semua mengawali proses belajar. Pada sudut ini biasanya kita akan menghadapi perlawanan-perlawanan dari keyakinan atau nilai-nilai yang telah kita miliki sebelumnya. Itu sebabnya seringkali orang mengatakan lebih mudah mengajari seorang anak kecil yang belum tahu apa-apa dibandingkan mengajar orang dewasa yang sudah banyak tahu.
Mari kita gunakan saat-saat kita mengendarai sepeda motor sebagai contoh. Pikiran kita akan memberikan perlawanan terhadap apa yang diajarkan oleh pelatih kita seperti misalnya mengapa harus memindahkan persneling. Hal ini terjadi karena pada saat kita belajar mengendarai sepeda biasa pada waktu kecil dulu, tidak ada yang namanya persneling. Tentu saja keahlian yang telah kita peroleh sebelumnya bisa bermanfaat seperti misalnya kemampuan untuk mengatur keseimbangan yang telah kita kuasai pada saat mengendarai sepeda, bisa kembali kita gunakan pada saat belajar mengendarai sepeda motor. Kunci keberhasilan kita pada tahap ini adalah percaya sepenuhnya pada apa yang diajarkan oleh pelatih atau guru kita. Seringkali kita menjadi lambat pada tahap ini karena mental pikiran kita mengatakan bahwa kita mengetahui semua yang diajarkan.
Sudut yang kedua adalah sudut fisik
setelah pikiran kita bisa menerima apa yang diajarkan oleh pelatih atau guru kita, maka kita pun mulai penasaran ingin mencoba mempraktikkannya. Pada tahap ini kita akan melakukan aktifitas fisik tertentu untuk bisa menguasai ilmu atau keahlian yang sedang kita pelajari. Kembali pada ilustrasi belajar mengendarai sepeda motor, pada saat kita menghidupkan sepeda motor dan mencoba mengendarainya pertama kali apa yang terjadi ? Mungkin kita terkejut karena sepeda motor yang kita kendarai bukannya meluncur dengan mulus tetapi malah meloncat seperti kodok. Meski mengalami kegagalan, kita sudah melangkah lebih maju karena telah memasuki sudut fisik.

1 komentar:

sahabat-sahabatku

Spirit

Kebesaran dan kehebatan seorang manusia bukanlah karena dia tidak pernah gagal, tapi karena tidak pernah berhenti dan selalu bangkit setiap mengalami kegagalan

Semua orang yang sukses harus mengalami minimal 1-2 kegagalan terlebih dahulu 

Ingat, setiap kegagalan, bagaimanapun buruknya hal itu tergantung dari sudut mana anda melihatnya dan menyikapinya

novyar nafis on Facebook