Rabu, April 14, 2010

Mengenal Keyakinan

SAUDARAKU, bila seseorang ragu akan keagungan Allah, namun lebih yakin pada kemampuan dirinya dengan pertolongan makhluk, maka jangan salahkan siapa pun kalau dalam hidupnya ia akan menemukan banyak kekecewaan.Barang siapa ingin hidupnya selalu dilindungi, dibela, dimudahkan urusannya oleh Allah, dikabulkan doa-doanya, tetapi tidak pernah bersungguh-sungguh untuk meningkatkan mutu keyakinannya kepada Allah, maka keinginannya hanya akan menjadi sebuah angan-angan. Apalagi bila tanpa usaha nyata untuk mewujudkannya.Ketahuilah, hanya Allah-lah yang seharusnya cukup menjadi penolong baginya, yang menjamin segala urusannya. Tidak ada satu pun penghalang jaminan Allah, kecuali su'udzan (buruk sangka) dari makhluk itu sendiri.Kita harus terus meningkatkan mutu keyakinan kepada Allah, agar Allah juga selalu yakin untuk memberikan apa pun yang kita minta dan yang tidak kita minta. Lalu bagaimana cara meningkatkan keyakinan diri?

"Ilmul yaqin"

Ilmul yaqin adalah orang yang menyakini segala sesuatu berdasarkan ilmu. Misalnya, di Mekkah ada Kakbah. Kita percaya, karena menurut teorinya begitu, ilmunya begitu. Apa pun yang terjadi pada Kakbah kita percaya, karena belum tahu yang sebenarnya bagaimana.

"Ainul yaqin"

Ainul yaqin adalah orang yakin karena telah melihat dengan mata kepala sendiri. Orang yang telah pergi ke Mekkah, bisa melihat sendiri Kakbah. Keyakinannya akan berbeda dengan orang yang yakin berdasarkan teori atau ilmu. Orang
yang mengatakan Kakbah itu ujungnya bulat, kalau hanya dengan ilmu bisa jadi kita percaya. Tapi bagi orang yang telah melihatnya akan berkata sesuai dengan yang telah dia lihat.

"Haqqul yaqin"

Haqqul yaqin adalah orang yakin dan terbukti kebenarannya. Orang yang telah merasakan lezatnya tawaf, berdoa di Multazam, merasakan di ijabahnya doa, dan mengatakan Kakbah itu luar biasa sekali. Setelah pulang, doa kita diijabah dan susah didustakan. Akan semakin berbeda keyakinannya
dengan orang yang hanya yakin berdasarkan ilmu saja tanpa merasakan bukti kebenarannya.

Inilah cara untuk meningkatkan keyakinan kita. Ini juga yang menjadi tingkat keyakinan tertinggi kita, sehingga tidak bisa digempur dari sisi mana pun. Mulailah dari ilmul yaqin, ainul yaqin, dan akhirnya dengan haqqul yaqin. Hanya itulah yang akan meningkatkan keyakinan kita kepada Allah.

Semua yang ada di dunia adalah total milik Allah. Maka orang-orang yang hatinya bergantung kepada selain Allah, dia akan sangat rugi. Yakinlah, Allah yang akan mengatur segalanya. Kita sering mengatakan, "Allah...Maha- kaya." Tapi terbukti kita masih risau takut tidak kebagian rezeki.
"Allah Maha Penentu", "Allah yang menciptakan segala sesuatunya berpasang-pasangan", tetapi kita masih waswas tidak mendapatkan pasangan. Kita sering memuji kebesaran nama Allah, tapi kita sendiri ¬kadang-kadang¬ malah tidak
melakukan hal yang sesuai dengan apa yang kita katakan. Inilah pertanda kalau kita masih ainul yaqin belum sampai pada haqqul yaqin.

Saudaraku, semua yang ada di dunia adalah titipan semata, dan kita harus menjaganya sesuai dengan aturan Allah. Segala sesuatu akan kembali kepada-Nya. Untuk itu, sebelum segalanya kembali, kita harus pandai-pandai memanfaatkannya. Yakinlah, kita adalah milik Allah dan akan
kembali ke hadapan-Nya. Jangan pernah ragu akan sesuatu yang Allah miliki. Kita bukan pemberi hidayah, hanya Allah pemberi hidayah.

Kita berjuang memuliakan orang tua kita, bukan berarti kita sanggup memberikan petunjuk. Kita berjuang memuliakan mereka lewat doa dan perbuatan, dengan harapan Allah yang memberi petunjuk. Kita berjuang untuk mendapatkan hidayah. Jika Allah belum berkenan untuk memberikannya, kita tidak perlu kecewa. Allah pasti mencatat apa yang kita perjuangkan dan mungkin suatu hari Allah menghendakinya. Jika Allah telah mengizinkannya siapa yang bisa menghalanginya?

Kita harus mampu meningkatkan keyakinan kepada Allah, jangan hanya mengakui secara lisan. Yakinkan diri saat kita berdoa. Lakukan dengan sungguh-sungguh. Kita tidak perlu takut mati dan khawatir akan nafkah untuk anak dan istri kita. Selama hidup dan sampai kapan pun, bukan kita yang membiayainya, melainkan Allah. Untuk itu, cobalah terus untuk mendekatkan diri dan menyakinkan diri kepada Allah, di samping ikhtiar yang sempurna.

Dia lah Allah yang tidak akan pernah lupa kepada orang-orang yang yakin kepada-Nya. Walau kita punya uang, punya usaha, tetap minta agar Allah mencukupi. Hakikatnya semua yang kita miliki adalah dari Allah, dan itu adalah titipan-Nya.

Kita tidak boleh berbuat zalim kepada orang lain. Cobalah untuk rendah hati dan tawadlu. Penghargaan akan datang kepada kita tanpa harus berbuat zalim kepada orang lain. Kita harus belajar yakin bahwa tidak ada satu pun pengundang bencana, kecuali perilaku kita sendiri dan tidak
ada yang bisa menolong kita selain Allah.

Maka, sempurnakanlah ikhtiar kita sesuai dengan sunnatullah. Kejarlah pertolongan Allah, yaitu inayatullah. Semoga Allah menolong kita menjadi orang yang selalu rindu, bisa mengenal Allah dengan baik, dan diberi karunia keyakinan yang mantap. Orang-orang yang murtad dari agama, bisa jadi karena dia baru sampai pada ilmul yaqin. Yakin kepada Allah berdasarkan ilmu saja tidak cukup karena belum meresap ke dalam jiwa.

Sahabat, ternyata nurul yaqin atau cahaya keyakinan yang tersimpan di dalam hati seorang hamba Allah yang arif dan berkeyakinan teguh, datangnya dari khazanah kegaiban Allah Ta'ala. Alam semesta ini menjadi terang benderang karena
cahaya benda-benda langit yang diciptakan Allah. Sedang cahaya yang menerangi hati manusia adalah nur dari sifat-sifat Allah. Cahaya yang tampak adalah bekas cahaya yang diciptakan Allah, dan cahaya yang tidak tampak adalah cahaya dari sifat-sifat Allah.

Saudaraku, Allah SWT tidak bisa dilihat oleh mata karena mata ini terlalu lemah, melihat yang jauh saja tidak mampu, begitu pula untuk melihat yang sangat dekat. Orang yang hatinya diberi cahaya oleh Allah ketika melihat sesuatu, hatinya pun ikut melihat keagungan Allah. Misalnya seseorang yang hatinya telah diberi anugerah cahaya Allah,
maka ketika ia memandang keindahan alam semesta hatinya pun akan ikut merasakan keagungan Allah Yang Menciptakan alam ini.

Maka orang-orang yang hatinya bersih, dia akan melihat alam ini berbeda dengan yang terlihat oleh mata. Misalnya ada orang yang terpesona kepada boneka, dan dipujinya pabrik yang membuat bonekanya itu. Akan tetapi lain lagi dengan orang yang mata hatinya terbuka; mata melihat boneka dan hati melihat Allah. Artinya, ia akan semakin kagum dengan ciptaan Allah berupa manusia, termasuk dirinya.

Ya, sebab pertanyaannya, kenapa kita kagum kepada orang-orang yang membuat boneka, tetapi tidak kagum kepada anak yang memainkan boneka? Seharusnya melihat boneka saja kagum, apalagi melihat anak-anak yang memainkan boneka, padahal anak-anak yang memainkan boneka itu bisa menangis, bisa tertawa, bisa makan, dan lain sebagainya. Sedangkan boneka? tidak bisa apa-apa! Sungguh aneh, pabrik boneka dipuji, tetapi Pencipta anak-anak yang memainkan boneka tidak dipuji.

Kalau hati tertutup, maka dunia ini menakutkan. Melihat uang takut tidak mendapatkan bagiannya. Ketika sudah dapat, justru takut hilang. Akan tetapi bagi orang-orang yang hatinya terbuka, insya Allah tidak ada kerisauan tentang rezeki. Rezeki sudah pasti Allah yang membagikan, tidak akan pernah tertukar.

Marilah kita rasakan, apa pun yang kita raba dengan indra membuat kita mengenal hikmah di balik setiap kejadian yang ada. Hati-hati menjaga diri. Bencana tidak akan pernah menimpa kita, kecuali hasil perbuatan kita sendiri. Wallahu`alam bishawab.**
cisaat | August 16, 2005
Posted 4 years, 11 months ago on August 16, 2005
The trackback url for this post is http://www.gagakmas.org/qolbu/bblog/trackback.php/120/
http://www.gagakmas.org/qolbu/?postid=120

KEYAKINAN
Oct 25, '07 3:04 PM
for everyone

PADA HAKIKATNYA kebahagiaan dalam hidup adalah berbanding lurus dengan keyakinan kita pada Allah. Semakin kuat keyakinan kita pada Allah maka akan semakin bahagia hidup kita. Dan sebaliknya semakin lemah keyakinan kita maka semakin jauh pula kita dari rasa bahagia. Kenapa? Karena Orang beriman akan bergerak dengan kehendak atau aturan Tuhan. Sedang aturan Tuhan adalah haq. Benar adanya. Harmonis dengan segala zaman dan budaya serta humanis isinya.
Yakin. Apa itu yakin? Yakin biasa kita sebut iman. Sedang iman kepada Allah sering kita artikan perasaan percaya sepenuh hati akan keberadaan Allah beserta segala konsekuensinya. Keyakinan sangat erat kaitannya dengan hati. Karena memang disanalah tempat keyakinan bersemayam.
Tanpa keyakinan yang kuat dan benar, niscaya, kehidupan kita hanya akan dibanjiri kegundahan, kegelisahan, kesedihan, kecemasan, keterasingan serta kekhawatiran. Dengan tidak adanya keyakinan yang baik kepada Allah, kehidupan menjadi tak teratur, tak terarah dan semrawut. Perasaan menjadi mati. Kepekaan menjadi beku. Dan tentu kemuliaan dalam hidup tidak akan pernah menjadi milik kita. Jika ini terjadi maka sungguh orang tersebut harus segera diobati hatinya. Dan untuk mengatasi masalah ini tidak ada obat yang paling mujarab kecuali ia harus segera kembali kepada Allah.
Dalam Triloginya, Ibnul Qayim menyampaikan,
“ Sesungguhnya di dalam hati terdapat sebuah sobekan yang tidak bisa dijahit kecuali dengan menghadap penuh kepada Allah. Di dalamnya juga ada sebuah keterasingan yang tak mampu diobati kecuali dengan menyendiri bersama dengan Allah. Di dalam hati juga ada sebuah kesedihan yang tidak akan mampu di seka kecuali oleh kebahagiaan yang tumbuh karena mengenal Allah dan ketulusan berinteraksi denganNya. Di dalam hati juga terdapat sebuah kegelisahan yang tidak mampu ditenangkan kecuali dengan berhimpun karena Allah dan pergi meninggalkan kegelisahan itu menuju Allah. Di dalam hati juga terdapat gejolak api yang tidak mampu dipadamkan kecuali oleh keridhaan akan perintah, larangan, dan keputusan Allah, yang diiringi dengan ketabahan dan kesabaran sampai tiba saat perjumpaan denganNya”.
Lain dari itu Syaikh Sayyid Quthb pernah menuliskan mengenai apa yang di perbuat oleh keimanan. Dalam tulisnya beliau menyampaikan:

Itulah yang diperbuat keimanan
Membuka mata dan hati
Menumbuhkan kepekaan
Menyirai kejelitaan, keserasian, dan kesempurnaan…
Iman adalah persepsi baru terhadap alam,
Apresiasi baru terhadap keindahan,
Dan kehidupan di muka bumi,
Di atas pentas ciptaan Allah,
Sepanjang malam dan siang…

Keyakinan kepada Allah adalah pondasi dalam menjalani hidup ini. Ini prinsip. Ini dasar. Tak bisa ditawar. Ini pertama dan utama. Tak bisa dinomor duakan apalagi nomor tiga dan seterusnya. Mengimani Allah dengan sebenar-benar iman adalah satu-satunya jalan menuju keindahan dan kejelitaan hidup.
http://akuikipam.multiply.com/journal/item/4/KEYAKINAN


Kusnadi Ikhwani: Sukses dengan Bermodal Keyakinan kepada Allah

2009 Oktober 27
by roniyuzirman
Pak Kusnadi Ikhwani adalah sosok member TDA yang sejak kehadiran pertamanya menarik perhatian saya. Ia adalah seorang yang menurut saya punya energi positif yang berlimpah dan sangat menular. Saya dapat merasakannya dan saya yakin member lain yang sempat berdiskusinya dengannya juga demikian.
Bicaranya selalu bersemangat dan penuh energi. Ia sangat jarang mengutip istilah-istilah manajemen dan keilmuan. Yang sering dikutipnya adalah ayat-ayat Allah dan perilaku Rasul dan para orang shaleh dalam kehidupan sehari-hari.
Sungguh, berada di dekatnya tidak seperti berada di samping seorang pebisnis sukses, melainkan seperti berada di dekat kyai atau ustadz yang maqomnya tinggi.
Pun, ketika memberi tausiyah di Halal Bihalal TDA di Depok Ahad kemarin, pemilik gerai Ayam Pakuan yang sedang naik daun ini pun tidak lepas bercerita tentang masalah spiritual.
Bisnisnya maju dan berkembang sampai seperti sekarang ini ia klaim sebagai sepenuhnya karena campur tangan Allah. Masa-masa sulit pun dilaluinya dengan ikhlas dan pasrah. Ia pun berkisah pernah sukses berbisnis roti dan memiliki 12 unit kendaraan distribusi. Karena kenaikan harga bahan baku, bisnis itu pun hancur terseret dan12 kendaraan itu pun ikut hanyut tak tersisa.
Menjadi penjual mie ayam di depan rumah pun ia lakoni tanpa mengeluh dan malu. Mencuci mangkok di depan rumah di rumah pun ia lakukan tanpa sungkan dengan latar belakangnya sebagai konsultan di Bappenas. Hidup prihatin dan nyaris minus ini dilakoni hampir setahun tanpa keluh kesah.
Kejaiban-keajaiban, yang diyakininya adalah skenario dari Allah itu pun datang, tidak sekali dua kali bahkan sering. Tiba-tiba saja ada temannya yang menawari pinjaman Rp. 100 juta. Tiba-tiba saja Ustadz Lihan memodalinya miliaran rupiah. Dari mana semua itu datangnya kalau bukan Allah yang menggerakkan hati-hati mereka?
Kejadian-kejadian spiritual pun banyak dialaminya ketika menjadi relawan BAZNAS di Padang beberapa waktu lalu. Ia bersama timnya turun sebagai terapis menggunakan metode Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) kepada para korban gempa. Ada seorang ibu yang sudah 15 tahun satu kakinya lumpuh tidak bisa berjalan. “Subhanallah setelah dilakukan proses tapping (metode SEFT), langsung bisa berjalan. Saya ada videonya”, ujarnya bersemangat.
Peristiwa spiritual lain juga dialaminya ketika bersama seorang profesor dan 6 orang lainnya ingin mencari rumah makan. Pak Kusnadi, merasa tidak enak mengajak sang profesor untuk makan di rumah makan biasa saja. Ia memilih rumah makan yang cukup mewah. Namun, ia kaget dan tersadar bahwa uang di kantong hanya tersisa Rp. 150 ribu, sedangkan mesin ATM jauh dan sulit ditemukan. Ia pun berdoa kepada Allah supaya diberikan jalan keluar dari persoalan ini. “Pokoknya saya yakin saja melangkah masuk ke rumah makan itu”.
Apa yang terjadi di dalam rumah makan itu?
Tiba-tiba ada anggota DPRD, temannya sang profesor, yang sedang makan di sana memanggil mereka. “Di sini saja duduknya. Gabung bersama kami sekalian!”, teriaknya. Alhamdulillah. Inilah “miracle” jawaban dari Allah itu. Subhanallah.
Bersedekah dan shalat Dhuha adalah kunci untuk meraih sukses yang diterapkan oleh Pak Kusnadi. Apalagi ia dekat dengan Ustadz Yusuf Mansur, sang penganjur gerakan sedekah Indonesia. “Berikan apa yang anda inginkan”, katanya.
Kalau anda menginginkan mobil, sedekahkan motor anda. Kalau anda ingin rumah yang besar, undang dan sedekahi anak yatim sebulan sekali sampai memenuhi rumah sehingga anda harus berdoa kepada Allah: “Ya, Allah, rumah kami sempit sekali sekarang, berilah kami rumah yang lebih besar”.
Satu lagi kuncinya adalah shalat Dhuha. “Saya membiasakan di restoran saya agar seluruh karyawan menunaikan shalat Dhuha setiap hari”, tuturnya. Ia pun melontarkan ide untuk membuat gerakan nasional shalat Dhuha bagi anggota TDA.
Dalam kesempatan ini Pak Kusnadi juga mengungkapkan kenapa ia begitu tertarik dengan Komunitas TDA dan selalu mengikuti setiap kegiatannya. “Saya melihat wajah member-member TDA adalah wajah-wajah orang yang shalat”. Merinding saya mendengarnya.
Kegiatan halal bihalal kali ini juga mendapat pujiannya. “Baru kali ini saya mendapati kegiatan yang langsung berhenti dan langsung shalat berjamaah begitu adzan Dzuhur berkumandang”. Subhanallah. Semoga TDA istiqomah dengan praktek terpuji ini.
Demikian salah satu hikmah yang saya dapatkan di acara penuh makna di Halal Bihalal TDA yang diselenggarakan oleh TDA Depok kemarin. Terima kasih untuk panitia yang telah menghadirkan kegiatan penuh gizi ini.
Salam FUUUNtastic TDA!
Bersama TDA Menebar Rahmat
Wassalam,
Roni, Owner Manet Busana Muslim, Founder Komunitas TDA
NB: Beberapa hari lalu saya mendapat undangan dari staf Ust Yusuf Mansur untuk bersilaturahim dengan beliau. Mudah-mudahan pertemuan ini akan membuahkan sesuatu yang positif. Insya Allah.

Al Yakin
 
penulis Al Ustadz Zainul Arifin
Syariah Permata Salaf 14 - April - 2007 03:05:56
Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu berkata:
“Tidaklah seorang hamba meyakini surga dan neraka dengan
keyakinan yg sebenar-benar melainkan
khusyu’ kurus-layu istiqamah dan sederhana hingga datang maut
menjemputnya.”
Dan beliau berkata:
“Wahai anak Adam sesungguh di antara lemahnya
keyakinanmu adl engkau lbh percaya dgn apa yg berada
di tanganmu daripada apa yg berada di tangan Allah Subhanahu Wata ala.”
Sumber: www.asysyariah.com

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah saw beserta keluarga dan segenap sahabatnya serta seluruh kaum Muslimin yg mengikutinya. Amma ba’du. Wahai kaum Muslimin Rahimakumullah bertakwalah kepada Allah dan tingkatkanlah keyakinannya kepada-Nya agar keyakinan itu tertanam kukuh dalam jiwa dan memenuhinya. Disaat seperti itu orang yg benar-benar kuat keyakinannya akan berkata seperti Imam Ali kw ?Sekiranya tabir penutup kegaiban tersingkap tidaklah sedikit pun aku bertambah keyakinan.? Ini menunjukan kuat dan kokohnya iman sehingga menjadi laksana gunung terjal yg tinggi menjulang takkan terguncangkan oleh berbagai keraguan dan kebimbangan sehingga tiada sedikitpun wujud keraguan dan kebimbangan mampu bersemayam dihati. Kalaupun hal itu datang dari luar telinga takkan mengacuhkanya tidak pula hati akan perpulang kepadanya. Setanpun tidak akan mampu mendekati orang yg memiliki keyakinan seperti ini bahkan ia akan lari ketakutan dan menghibur dirinya dgn keselamatan seperti pernah diriwayatkan dalam sabda Rasulullah saw ?Setan takut pada bayangan Umar. Karena itu tiap kali Umar melintasi suatu lorong pasti setan memilih lorong lainnya.? Keyakinan dapat dikuatkan dan dibaikkan dgn beberapa hal antara lain Pertama berusaha mendengarkan dan menyimak dgn tekun ayat-ayat dan riwayat-riwayat yg mengungkapkan tentang keagungan Allah serta Kemampuan Kebesaran Keperkasaan dan Kemandirian-Nya dalam soal Penciptaan Kekuasaan dan Kekuatan-Nya tentang kebenaran para Rasul dan kesempurnaan mereka serta mukjizat-mukjizat yg diberikan Allah kepada mereka guna mendukung kerasulan mereka tentang berbagai hukuman dan akibat buruk bagi kaum penentang. Juga riwayat-riwayat tentang hari kiamat termasuk yg bersangkutan dgn pahala yg diberikan kepada pelaku kebajikan dan hukuman yg ditimpakan kepada para pelaku kejahatan. Semua ini pada hakikatnya sudah cukup disyaratkan oleh firman Allah SWT ?Tidak cukupkah bagi mereka bahwa kami telah menurunkan kepadamu al-kitab sedang ia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam Al-Qur?an itu terdapat rahmat yg besar dan pelajaran bagi orang-orang yg beriman.? Kedua memperhatikan dan merenungkan gejala-gejala pada kerajaan lelangit dan bumi keajaiban-keajaiban dan keindahan-keindahan tiada tara yg ditebarkan Allah pada semua itu seperti diisyaratkan oleh firman-Nya ?Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri sehinga jelaslah bagi mereka bahwa itu adl haq. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup bahwa sesunguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu? Ketiga mendasari tiap perbuatan dgn konsekwensi keimanannya secara lahir dan batin terus menerus dalam hal itu seraya berdaya upaya semampunya seperti diisyaratkan dalam firman Allah SWT ?Dan orang-orang yg berjihad utk mencari keridhoan Kami benar-benar akan Kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan Kami dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yg berbuat baik.? Kaum Muslimin yg berbahagia! Diantara buah keyakinana adl perasaan tentram akan terlaksananya janji Allah kepercayaan hati akan jaminan-Nya pemusatan himmah seseorang pada-Nya penghindaran diri dari segala yg memalingkan dari-Nya kembali kepada-Nya dalam tiap keadaan serta penyaluran seluruh daya dan tenaga dalam mencari keridhoan-Nya. Secara umum keyakinan adl pokok utama sedangkan segala macam kedudukan yg mulia akhlak terpuji dan amal-amal sholeh adl cabang-cabang serta buah-buahnya. Akhlak dan amal seseorang selalu mengikuti keyakinan dirinya baik dalam hal kuat atau lemahnya serta sehat dan sakitnya. Telah berkata Lukman a.s. ?Tiada amal baik dapat dilaksanakan kecuali dgn keyakinan tiada seorang hamba mampu beramal kecuali sekedar keyakianannya dan tiada akan terkurang amalnya sampai berkurang pula keyakinannya.? Karena itulah Rasulullah saw bersabda ?Keyakinan adl keseluruhan keimanan.? Adapun keadaan keyakinan kaum Muslimin secara umum dapat dikelompokkan menjadi tiga macam tingkatan yaitu Pertama tingkatan kaum kanan yakni kepercayaan yg pasti dan kuat namun masih disertai kemungkianan timbulnya keraguan dan guncangan apabila datang ahal-hal yg dapat mempengaruhinya. Keadaan seperti ini biasa disebut keimanan . Kedua tingkatan orang-orang yg didekatkan yakni berkuasanya iman atas hati secara penuh sedemikian rupa sehinga tidak terjadi sesuatu yg berlawanan dengannya. Keadaan seperti ini biasa disebut keyakinan . Ketiga tingkatan para Nabi dan pewaris mereka yg sempurna yakni kaum yg tulus yaitu beralihnya sesuatu yg ghoib menjadi benar-benar hadir dengn jelas di depan penglihatan mereka. Keadaan seperti ini biasa disebut ?penyingkapan dan pandangan langsung.? Diantara masing-masing keadaan keyakinan itu terdapat perbedaan derajat yg cukup besar. Masing-masing mempunyai keutamaan meskipun sebagian dari mereka lbh utama dari yg lainnya. Itulah karunia Allah yg diberikan-Nya kepada siapa yg dikehendaki-Nya dan sungguh Allah adl Maha Pemurah Maha Pelimpah karunia yg Agung.Kaum Muslimin yg berbahagia!Dari penjelasan di atas maka dapat dipahami bahwa keyakinan adl merupakan sesuatu yg penting dan pokok yg harus dipunyai tiap Muslim. Oleh krn itu marilah kita tingkatkan dan kuatkan keyakinan kita. Semoga kita termasuk orang-orang yg keyakinannya semakin meningkat teguh dan kokoh amin. Sumber Disadur dari kitab terjemahan Jalan Menuju Kebahagiaan Allamah Sayyid Abdullah Haddad Al-Islam Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
sumber file al_islam.chm



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

sahabat-sahabatku

Spirit

Kebesaran dan kehebatan seorang manusia bukanlah karena dia tidak pernah gagal, tapi karena tidak pernah berhenti dan selalu bangkit setiap mengalami kegagalan

Semua orang yang sukses harus mengalami minimal 1-2 kegagalan terlebih dahulu 

Ingat, setiap kegagalan, bagaimanapun buruknya hal itu tergantung dari sudut mana anda melihatnya dan menyikapinya

novyar nafis on Facebook